Install dan Konfigurasi DNS pada ubuntu dengan BIND9

Eman Sulaeman. 52411423
Pada postingan kali ini saya ingin menjelaskan bagaimana cara install dan konfigurasi DNS dengan bind9 pada ubuntu server.

Persiapan awal yang harus disiapkan sebelumnya yaitu:
1. Memiliki domain yang aktif. disini saya membuat domain gratis di idhostinger
2. Telah menginstal Lampp (apache)

jika persyaratan tersebut telah terpenuhi maka, proses instalasi dan konfigurasi bisa dilanjutkan. Adapun tahapannya yaitu:

- Buka terminal dan login sebagai super user
sudo su

- Instal bind9
apt-get install bind9

-Berikutnya adalah konfigurasi domain supaya terhubung dengan vps
gedit /etc/bind/named.conf.local
Kemudian tambahkan baris berikut:
 
- Masuk ke direktori bind
cd /etc/bind

- Buat direktori baru pada folder dengan nama zones
mkdir zones

- Buat file baru dengan nama emans.esy.es.db
gedit emans.esy.es.db
kemudian masukan baris setting untuk dns
- Selanjutnya tinggal menentukan reverse DNS lookup. Berikan perintah seperti berikut ini:
gedit /etc/bind/zones/rev.60.249.192.in-addr.arpa

- Edit /etc/resolv.conf
gedit /etc/resolv.conf
masukan perintah berikut :
-langkah berikutnya yaitu restart bind
/etc/init.d/bind9 restart
- Langkah terakhir yaitu melakukan pengecekan DNS yaitu dengan perintah
dig emans.esy.es


referensi:
http://www.dedeerik.com/cara-install-dan-konfigurasi-dns-dengan-bind9-di-ubuntu-server/


 

Install dan Uji Coba Webserver pada Ubuntu

Pada postingan kali ini akan menjelaskan instalasi webserver pada ubuntu. Untuk bisa menjalakan webserver diperlukan apache, php dan mysql. Kita dapat menginstalnya satu persatu, namun untuk lebih mudahnya kita dapat menginstal xampp. Adapun langkah instalnya sebagai berikut:

1. Download xampp disini atau bisa langsung melalui terminal
wget https://www.apachefriends.org/xampp-files/5.6.3/xampp-linux-5.6.3-0-installer.run

2. Setelah berhasil di download ubah permission file tersebut dengan perintah
sudo chmod +x xampp-linux-5.6.3-0-installer.run
kemudian install
sudo ./xampp-linux-5.6.3-0-installer.run
 

3. Proses instalasi akan berjalan, klik next terus sampai selesai

4. Untuk mengaktifkan xampp ketikan perintah berikut pada terminal
sudo /opt/lampp/lammp start

SIMULASI CLIENT-SERVER

Untuk simulasi client-server saya menggunakan 2 laptop yang terhubung dengan wifi. Untuk laptop-1 sebagai server dan laptop-2 sebagai client.
  • ip server yaitu :192.168.43.99
  • Xampp (apache, mysql) pada server aktif.
  • Buat file index.php pada htcdoc yang isinya
    <?php
      echo “selamat anda terhubung dengan webserver server”;
    ?>

  • Pada address bar browser client ketik 192.168.43.99/index.php
  • Hasilnya :
Koneksi ke Server



Menginstal Ubuntu Server pada Oracle Virtualbox

Postingan kali ini akan membahas bagaimana menginstal Ubuntu server pada Oracle Virtualbox. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Buka aplikasi oracle virtualbox dengan mengklik icon virtualbox pada desktop. Klik icon new.


2. akan tampil jendela untuk mengisi data OS yang akan diinstal. Isikan name, type, dan version seperti gambar dibawah ini. Klik next.


3. Isikan jumlah ram yang akan dipakai oleh OS. Disini saya mengisi 1024 MB. Jika terlalu kecil maka jalannya os akan lambat


4. kemudian membuat hardisk untuk penginstalan OS ubuntu server


5. Kemudian pilih tipe hardisk yang akan digunakan. Disini Saya memilih tipe VDI


6. pilih jenis hard drive. Pilih Dynamically Allocated agar sizenya fleksibel sesuai yang digunakan.



7. Beri nama dan jumlah ukuran hard drive yang digunakan.


8. setelah semua data tersisi semua. Maka pada jendela utama virtualbox klik start. Akan tampil jendela seperti gambar dibawah ini. Kemudian pilih iso ubuntu server yang akan digunakan. Klik start


9. Iso ubuntu server akan dirunning. Pilih bahasa yang akan digunakan.


10. Karena kita akan menginstal ubuntu server. Pilih install ubuntu server.


11. pilih bahasa yang akan digunakan pada sistem operasi. Pilih English


12. pilih lokasi dimana kita berada.


13. Sistem akan menanyakan untuk mendeteksi keybord


14. isikan nama hostname misalnya ubuntuServer


15. Isi Nama lengkap dari user


16. isikan username dari akun yang sebelumnya dibuat


17. Masukan Password. Ketika di klik continue maka sistem akan meminta mengetik kembali passwird yang tadi dimasukan


18. pilih zona waktu yang digunakan


19. pilih cara partisi hardisk. Disini Saya menggunkan partisi Guide – use entire disk and set up LVM


20. pilih disk yang akan dipartisi


21. Selanjutnya disk akan dipartisi secara otomatis oleh sistem. Pilih YES


22. Berikutnya merupakan penginstalan base sistem


23. Dialog dibawah merupakan pilihan untuk instalasi software. Karena nantinya saya akan menginstal manual, maka tidak ada yang dipilih. Tekan enter



24. Selanjutnya merupakan penginstalan bootloader. Klik continue. Setelah itu akan tampil pemberitahuan bahwa penginstalan sukses. Lakukan reboot/restart

25. Lakukan login dengan username dan password yang dibuat pada proses penginstalan





SISTEM KENDALI PERALATAN RUMAH TANGGA BERBASIS HT DAN MIKROKONTROLER AT89S51

1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi saat ini banyak memberikan kemudahan kepada masyarakat pada umumnya untuk melakukan berbagai aktivitas mulai dari hal-hal yang mudah sampai dengan yang paling rumit sekalipun. Hal ini jelas menunjukkan bahwa saat ini terdapat kecendrungan untuk melakukan bebagai aktivitas pengontrolan jarak jauh dan hal ini akan semakin populer pada berbagai aplikasi konsumen. 

Sejak ditemukannya radio maka penggunaannya semakin lama semakin banyak dan beragam. Hal ini menimbulkan permasalahan yaitu padatnya jalur komunikasi yang menggunakan radio. Bisa dibayangkan jika pada suatu kota terdapat puluhan stasiun pemancar radio FM dengan bandwidthyang disediakan antara 88–108 MHz. Bahkan untuk pengontrolan pintu garasi juga menggunakan jalur radio. Untuk itu perlu diupayakan rangkaian yang mampu melakukan pengendalian jarak jauh tanpa menggunakan kabel tambahan tetapi menggunakan sarana komunikasi berupa HT (handy talky). Tersedianya frekuensi radio untuk komunikasi HT dilakukan pengontrolan pada berbagai peralatan listrik yang diinginkan seperti menyalakan atau mematikan televisi, lampu taman atau membuka/menutup pintu garasi. 

Penggunakan radio HT tidak memerlukan jaringan kabel yang cukup rumit perawatannya. Radio HT sangat umum digunakan oleh masyarakat dan memiliki area yang cukup jauh tergantung kekuatan pancaran transmisinya. Selain itu media frekuensi radio HT sangat ekonomis karena saluran yang dipakai gratis, tidak seperti media komunikasi lainnya seperti ponsel maupun telepon. 

Pada masa sekarang DTMF (Dual Tone Multiple Frequency)banyak digunakan di kantorkantor sentral telepon, kartu kredit, telepon kartu pra-bayar, faksimili, sistem voice massaging, juga untuk penggunaan selain yang berhubungan dengan sistem telepon termasuk pengendalian sebuah otomatisasi. Sistem DTMF banyak digunakan karena dalam akses pemencetan tombol-tombol nada menjadi lebih cepat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah merancang sistem pengendalian berbasis mikrokontroler yang dapat mengendalikan peralatan listrik dari jarak jauh dengan menggunakan HT.

2. Rancangan Sistem
Gambar 1 rancangan sistem

Sistem pengendali ini dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu bagian pengendali dan bagian objek kendali. Cara kerja sistem dibagi menjadi tiga, yaitu proses pengiriman data pada pengendali, pemrosesan data (penerimaan, pemrosesan dan pengiriman status) pada objek kendali, dan proses penampilan status pada pengendali. Gambar diagram blok pengendali dapat dilihat pada Gambar 1. Bagian pengendali dibagi menjadi lima bagian seperti terlihat pada Gambar 1. Fungsi tiap-tiap bagian pada bagian transmitteradalah sebagai berikut: 
  • Radio Transceiver 2 Meteryang dilengkapi dengan tombol DTMF sebagai transceiverdata. 
  • DTMF receiversebagai interfaceuntuk menerjemahkan kode-kode frekuensi yang diterima menjadi kode biner. 
  • Mikrokontroler untuk memproses data-data biner tersebut. 
  • Displayuntuk menampilkan hasil pemrosesan dari mikrokontroler. 

Bagian objek kendali dibagi menjadi delapan bagian seperti terlihat pada Gambar 1. 
Fungsi tiap bagian adalah sebagai berikut: 
  • Radio Transceiver 2 Metersebagai transceiver data (dapat menggunakan HT tanpa tombol DTMF). 
  • Dual Tone Multiple Frequency(DTMF) transmitter& receiversebagai interfaceuntuk menerjemahkan kode-kode biner yang diterimadari bagian mikrokontroler menjadi kode frekuensi yang akan di-transmit-kan, dan kode-kode frekuensi yang diterima dari HT menjadi kode biner untuk diproses dalam mikrokontroller. 
  • Driver PTT sebagaisaklar PTT (Push To Talk) otomatis. 
  • Mikrokontroleruntuk memproses data-data biner dan mengendalikan driver-driver. 
  • Driver sebagai interfaceyang menghubungkan bagian mikrokontroler dengan peralatan rumah tangga. 
  • Pendeteksi keadaan objek sebagai masukan untuk mengetahui keadaan peralatan listrik rumah tangga. 
  • Peralatan listrik rumah tangga yang dikendalikan.
3. Perancangan Perangkat
3.1 Perancangan Dekoder DTMF

Perancangan rangkaian dekoder DTMF menggunakan IC MT8870, yang dirancang khusus sebagai IC penerima DTMF. Rangkaian inilah yang akan menerjemahkan nada DTMF yang diterimanya menjadi data digital 4 bit. 

IC MT8870 ini memerlukan kristal frekuensi 3,579545 MHz sebagai pembentuk frekuensi standar untuk pewaktuan rangkaian DTMF dan beberapa komponen lain berupa resistor dan kondensator yang nilainya langsung diambil dari data sheetMT8870. Rangkaian dekoder DTMF dapat dilihat pada Gambar 2, berikut ini. 


Gambar 2. Rangkaian Dekoder DTMF

3.2 Perangcangan Perangkat Lunak
Program yang menjalankan sistem dibuat dengan bahasa asembleruntuk mikrokontroler AT89S51. Program ini tersimpan dalam memori internal AT89S51. Secara keseluruhan, pada sistem ini terdapat dua subprogram utama yang saling terpisah karena menggunakan dua buah mikrokontroler sebagai pemroses data pada bagian yang berbeda. Program display disimpan di memori internal AT89S51 pada bagian pengendali, dan program objek kendali disimpan pada emori internal AT89S51 pada bagian objek kendali. 

3.2.1 Subprogram display status alat 
Program ini adalah program untuk menampilkan status alat pada pengendali. Program ini baru akan berjalan setelah bagian objek kendali mengirimkan sinyal status alat. Subprogram utama ini terdiri dari beberapa subrutin, diagram alir program ini dapat dilihat pada Gambar 3

3.2.2 Subprogram Objek Kendali
Program ini adalah program untuk menjalankan perintah dari pengendali. Program ini akan berjalan setelah mendapat perintah yang tepat dari pengendali. terdapat tiga perintah dari pengendali, yaitu menyalakan, memadamkan dan mengirimkan status alat pada objek kendali. Apabila perintah telah dijalankan atau bila terdapat perintah yang salah, maka program akan kembali ke keadaan awal yaitu menunggu perintah. Subprogram utama ini terdiri dari beberapa subrutin, diagram alir program ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 3. Flowchart Subprogram Display Status

Gambar 4. Flowchart subprogram objek kendali

4. Pembahasan
Radio transceiver2 meter merupakan salah satu alat komunikasi half duplex.Proses pengiriman dan penerimaan data dilakukan bergantian, secara manual dengan penekanan tombol PTT (push to talk) yang biasanya ada pada sisi kiri pesawat HT, atau sisi kiri eksternal microphone. Bila tombol PTT ditekan, akan berfungsi sebagai transmitter, dan bila tidak ditekan akan berfungsi sebagai receiver. 

Relay pada rangkaianini merupakan pengganti tombol PTT (push to talk) pada HT. Rangkaian driverini akan bekerja ketika ada masukan tinggi (5 Vdc) pada kaki ke-5 IC ULN2003 sehingga mengaktifkan pasangan transistor Darlington ke-5 dalam IC tersebut sebagai penggerak (driver) relay. 

Port 1.6 mikrokontroler AT89S51 digunakan untuk memberi masukan bagi driverini. Tetapi port 1.6 ini juga digunakan untuk mengatur masukan WR (write) pada IC MT8888. Masukan WR MT8888 memerlukan masukan rendah agar berfungsi sebagai pengirim, sedangkan driver PTT memerlukan masukan tinggi untuk mengaktifkannya. Sebuah inverterdigunakan untuk membalik keadaan keluaran port 1.6, sehingga driverdapat bekerja bersamaan dengan WR MT8888. Pengujian driverPTT ini dilakukan dengan memberi kondisi rendah pada port 1.6. 

Dari hasil pengujian, relay aktif saat port 1.6 diberi kondisi rendah, dan led merah pada HT menyala, tanda bahwa HT bekerja sebagai transmitter. Dengan menggunakan HT lain yang telah diatur pada frekuensi yang sama, terlihat display ‘busy’ pada LCD manandakan ada HT lain yang transmit.

DAFTAR PUSTAKA 
[1]. Ahmad, B., Arif, A., “Handbook Microcontroller Application Workshop“, Computer and Instrumentation Group Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta, 2004. 
[2]. Ariyanto  N.,  “Pemanfaatan Jaringan PSTN sebagaiPengendali Alat Listrik Studi Kasus Lampu Rumah“, Skripsi S-1, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, 2003. 
[3]. Putra, E.A., ’’Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi’’, Gava Media, Yogyakarta, 2002. 
[4]. ......... “Data Sheet AT89S52 “, Atmel Inc., (http://www.atmel.com) 


Sistem Terdistribusi

A. DEFINISI SISTEM TERDISTRIBUSI    
   Sistem terdistribusi adalah suatu kesatuan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk mendistribusikan data, informasi, obyek dan layanan dari dan kepada pengguna yang terkait didalamnya. Infrastruktur utama sistem terdistribusi adalah jaringan, hardware software dan pengguna yang terkait di dalamnya. 1 Dalam sistem terdistribusi terdapat pembagian pekerjaan antara elemen yang satu dengan elemen yang lain Sarana komunikasi antar elemen dijembatani dengan jaringan. Tata cara komunikasi antar elemen diatur dengan sebuah perjanjian sehingga terjadi komunikasi yang dapat dipahami antara masing masing elemen yang terlibat.
     Sistem terdisitribusi melakukan pembagian pekerjaan antar elemen sehingga terjadi sebuah kinerja optimum dari sebuah sistem. Bagian terluar dari sistem ini yang berhubungan dengan pengguna akan disebut sebagai aplikasi client. aplikasi client merupakan front end yang berhubungan dengan pengguna sistem. Sedangkan dibelakangnya terdapat beberapa lapisan logik seperti presentation server, bussiness object server dan database server. Lapisan sistem yang berada di belakang front end tersembunyi dari pengguna, penyembunyiap (transparency) merupakan salah satu isyu penting dalam sebuah sistem terdistribusi. Gambaran arsitektur three tier yang dari aplikasi dengan front end yang diletakkan pada sebuah alat bergerak (mobile device) adalah sebagai berikut.
     Sistem terdisitribusi dengan pemisahan aplikasi client yang berada di mesin (device) yang terpisah dari lapisan yang lain memungkinkan dibuat aplikasi yang terkonsentrasi memenuhi kebutuhan pemakai. Dengan demikian aplikasi tersebut dapat dibuat menjadi aplikasi yang kecil, kompak dengan tingkat portabilitas tinggi. Teknologi yang tersedia saat ini memungkinkan penggagas sistem untuk meletakkan aplikasi client ini pada alat alat mobile yang memiliki processor.2 Alat alat tersebut antara lain Handpone dan PDA yang saat ini banyak beredar di kalangan masyarakat.


B. 3 KARAKTERISTIK SISTEM TERDISTRIBUSI
  1. Konkurensi, yang dimaksud dengan konkurensi adalah sistem atau program yang berjalan bersama-sama,  konkurensi pada sistem terdistribusi adalah suatu karakteristik yang dimiliki oleh sistem terdistribusi dimana sifatnya setiap komputer atau aplikasi dapat melakukan pekerjaan masing-masing tanpa terjadi konflik pada pekerjaannya.
  2. Tidak ada / Keterbatasan Global Clock, yaitu Setiap komputer memiliki clock yang berbeda dalam sistem terdistribusi. Agar tidak terjadi konflik maka diperlukan koordinasi agar tidak terjadi konflik clock antar komputer. Saat program membutuhkan koordinasi antar komputer, dilakukan proses pertukaran pesan antar komputer.
  3. Kegagalan Independent, yaitu: komputer atau sistem dapat mengalami kegagalan atau kerusakan akan sangat merepotkan apabila kerusakan pada 1 komputer atau 1 sistem akan mempengaruhi semua komputer/sistem. Oleh karena itu apabila terdapat komponen yang rusak atau gagal, kerusakan tidak meyebar ke komponen lainnya.


C. MODEL SISTEM TEDISTRIBUSI

  1. Model Arsitektur (Architectural Models)
  2. Model Interaksi (Interaction Models)
  3. Model Kegagalan (Failure Models)
  4. Model Tercluster
1. Model Arsitektur (Architectural Models)
Bagaimana cara kerja sistem terdisribusi antara komponen - komponen sistem dan bagaimana komponen tersebu berada pada sistem terdistribusi :
  • Client - Server Model
  • Proxy Server
  • Peer processes ( peer to peer )
a) Sistem client - server  
     Merupakan  bagian  dari  model  sistem  terdistribusi  yang  membagi  jaringan  berdasarkan pemberi dan  penerima  jasa  layanan.  Pada  sebuah jaringan akan didapatkan: file server, time server, directory server, printer server, dan seterusnya. 


b) Proxy Server
     Proxy server menyediakan hasil copy (replikasi) dari resource yang di atur oleh server lain. Biasa nya proxy server di pakai untuk menyimpan hasil copy web resources.  Ketika client melakukan request ke server, yang pertama dilakukan adalah memeriksa proxy server apakah yang dimita client terdapat pada proxy server. Proxy server dapat diletakkan pada setiap client dapat di pakai bersama oleh beberapa client. Tujuannya adalah meningkatkan performance dan availibity dengan mencegah frekwensi akses ke server. mengurangi load jaringan dengan menyediakan akses melalui firewall.

c) Sistem point to point  
     Merupakan bagian dari model sistem terdistribusi dimana sistem dapat  sekaligus berfungsi     sebagai client maupun server. Semua proses (object) mempunyai peran yang sama.
  • Proses berinteraksi tanpa ada nya perbedaan antara client dan server.
  • Pola komunikasi yang digunakan berdasarkan aplikasi yang digunakan.
  • Merupakan model yang paling general dan fleksible
2. Synchrounous distributed system
    Batas atas dan batas bawah waktu pengeksekusian dapat di set.
  • Pesan yang dikirim di terima dalam waktu yang sudah di tentukan
  • Fluktuasi ukuran antara waktu local berada dalam suatu batasan.

    Beberapa hal yang penting untuk di perhatikan :
  • Dalam synchronous distributed system terdapat satu waktu global.
  • Hanya synchronous distributed system dapat memprediksi perilaku(waktu).
  • Dalam synchornous distributed system dimungkinkan dan aman untuk menggunakan mekanisme timeout dalam mendekteksi error atau kegagalan dalam proses atau komunikasi.


2. Asynchronous Distributed System
    Banyak sistem terdistribusi yang menggunakan model interaksi ini (termasuk Internet)
  • Tidak ada batasan dalam waktu pengkeksekusian.
  • Tidak ada batasan dalam delay transmission (penundaan pengiriman)
  • Tidak ada batasan terhadap fluktuasi waktu local.
  • Asynchronous system secara praktek lebih banyak digunakan


3. Model Kegagalan (Failure Models)
    Kegagalan apa saja yang dapat terjadi dan bagaimana efek yang ditimbulkan
  • Omission Faluires
  • Arbitary Failures
  • Timing Failures
Kegagalan dapat terjadi pada proses atau kanal komunikasi. Dan penyebabnya bisa berasal dari hardware ataupun software. Model Kegagalan (Failure Models) dibutuhkan dalam membangun suatu sistem dengan prediksi terhadap kagagalan2 yang mungkin terjadi.
a. Ommision Failures
Yang dimaksud dengan Ommision Failures adalah ketika prosesor dan kanal komunikasi mengalami kegagalan untuk melakukan hal yang seharusnya dilakukan. Dikatakan tidak mempunyai ommision failures apabila :
• Terjadi keterlambatan (delayed) tetapi akhirnya tetap tereksekusi.
• Sebuah aksi di eksekusi walaupun terdapat kesalahan pada hasil.

b. Arbitary Failures
Ini adalah kegagalan yang paling buruk dalam sistem. Tahapan proses atau komunikasi diabaikan atau yang tidak diharapkan terjadi dieksekusi.  Sehingga hasil yang diharapkan tidak terjadi atau megeluarkan hasil yang salah.

c. Timing Failures
Timing Failures dapat terjadi pada synchronous system, dimana batas waktu di atur untuk eksekusi proses, komunikasi dan ‡uktuasi waktu. Timing Failures terjadi apabila waktu yang telah ditentukan terlampaui.

4. Model Sistem Terkluster 
Adalah  gabungan  dari  beberapa  sistem  individual  (komputer)  yang dikumpulkan  pada  suatu lokasi,  saling  berbagi  tempat  penyimpanan data (storage), dan saling terhubung dalam jaringan   lokal   (Local   Area Network). Sistem kluster memiliki persamaan dengan sistem paralel dalam hal   menggabungkan    beberapa CPU untuk meningkatkan kinerja komputasi. Jika salah satu mesin mengalami masalah dalam menjalankan tugas  maka  mesin  lain  dapat  mengambil alih  pelaksanaan tugas  itu. Dengan  demikian,  sistem  akan  lebih  handal  dan  fault  tolerant dalam melakukan komputasi. 
     Dalam hal jaringan, sistem kluster mirip dengan sistem terdistribusi (distributed  system). Bedanya, jika jaringan  pada sistem terdistribusi melingkupi komputer-komputer yang lokasinya tersebar  maka jaringan pada sistem kluster menghubungkan banyak komputer yang dikumpulkan dalam satu tempat.

D. TUJUAN SISTEM TERDISTRIBUSI

     Tujuan dari komputasi terdistribusi adalah menyatukan kemampuan dari sumber daya (sumber komputasi atau sumber informasi) yang terpisah secara fisik, ke dalam suatu sistem gabungan yang terkoordinasi dengan kapasitas yang jauh melebihi dari kapasitas individual komponen-komponennya.
     Tujuan lain yang ingin dicapai dalam komputasi terdistribusi adalah transparansi. Kenyataan bahwa sumber daya yang dipakai oleh pengguna sistem terdistribusi berada pada lokasi fisik yang terpisah, tidak perlu diketahui oleh pengguna tersebut. Transparansi ini memungkinkan pengguna sistem terdistribusi untuk melihat sumber daya yang terpisah tersebut seolah-olah sebagai satu sistem komputer tunggal, seperti yang biasa digunakannya. Salah satu masalah yang dihadapi dalam usaha menyatukan sumber daya yang terpisah ini antara lain adalah skalabilitas, dapat atau tidaknya sistem tersebut dikembangkan lebih jauh untuk mencakup sumber daya komputasi yang lebih banyak.
 
referensi: